Katakata ini berkembang menjadi istilah "batik" yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang lebar. Batik juga memiliki arti segala sesuatu yang berhubungan dengan membuat titik-titik tertentu pada kain mori. 2. Tidak Boleh Dipakai Sembarangan. Batik dikenal dengan proses pembuatannya.
BatikTrusmi adalah istilah yang merujuk pada batik khas Cirebon yang berpusat di daerah Trusmi, Kabupaten Cirebon. ada berbagai versi mengenai kata Trusmi yang tercatat dalam tulisan-tulisan maupun tutur kata masyarakat Cirebon. Satu hal yang pasti, masyarakat Trusmi mempercayai dengan keyakinannya bahwa mereka merupakan keturunan dari
BatikTulis Dikenal Dengan Istilah Jika disuruh untuk mengatakan perlengkapan untuk membatik, terutamanya batik tulis karena itu jawaban yang hendak Anda dapatkan ialah kain mori, lilin atau malam, Zat bahan warna, gawangan, canting, kompor kecil, dan wajan. Berikut kekhasan batik tulis yang sering jadi bintang untuk pencinta batik.
KAINbergambar yang dihasilkan secara khusus dengan menerakan lilin malam dan kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Demikian pengertian tentang batik jika merujuk kepada isi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Lalu, kurator etnologi Museum Nasional Singapura, Lee Chor Lin, dalam bukunya yang berjudul Batik: Creating an Identity, mendefinisikan batik sebagai a resist-dyeing technique
Istilahistilah batik pun mulai dikenal sejak jaman ini dan hampir semuanya menggunakan istilah dalam bahasa Jawa. Ragam hias yang diciptakan pun bernuansa kontemplatif, tertib, simetris, bertata warna terbatas seperti hitam, biru tua (wedelan), dan soga/coklat. Proses Pembuatan Batik. Proses pembuatan batik tulis terdiri dari berbagai
Cantingdigunakan sebagai media untuk menggambar dengan lilin (atau dikenal juga dengan istilah malam) di atas kain. Lama proses pengerjaan batik tulis biasanya berkisar antara 6-12 bulan. Bila motif yang diminta cukup rumit, ada juga yang membutuhkan waktu hingga dua tahun untuk menyelesaikan selembar kain batik. Batik kombinasi merupakan
Batikini berbeda dari motif daerah pesisir lainnya. Motif ini memiliki warna yang mencolok. Selain itu juga memiliki gaya perpaduan yang selaras antara gaya China dengan Jawa. Batik ini merupakan perpaduan dan hasil akulturasi dua budaya. Batik Lasem cenderung didominasi dengan warna merah yang kental dengan nuansa China. 6. Batik Singa Barong
Sehinggawarna yang dihasilkan acak dan tidak beraturan. 6 Teknik Pewarnaan Shibori. Di dalam negeri sendiri, Shibori memiliki beberapa istilah lokal seperti di Jawa yang terkenal dengan jumputan, di Banjarmasin yang dikenal dengan sasirangan, atau di Palembang yang dikenal dengan Pelangi. Minimal teknik ini dibagi menjadi 6 teknik pewarnaan
L2O0. - āMandela saja menghormati batik dan memakai batik di PBB apalagi kita. Mengubah kondisi di Indonesia juga. Luar biasa,ā kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan hal yang diingat oleh masyarakat Indonesia dari almarhum Nelson Mandela adalah kesukaannya mengenakan batik dari Indonesia baik di acara resmi maupun informal. Presiden kulit hitam Afrika Selatan pertama sekaligus peraih Nobel Perdamaian itu telah berjasa memperkenalkan batik Indonesia ke dunia Kalla mengatakan kepada Voice of America bahwa kecintaan Mandela akan batik berawal ketika menerima hadiah batik dalam kunjungannya ke Indonesia akhir Oktober 1990 sebagai wakil ketua pada Kongres Nasional Afrika. Tak disangka, Mandela memakai batik itu ketika datang kembali ke Indonesia tahun 1997 sebagai Presiden Afrika saat itu, Mandela kerap menggunakan batik baik ke berbagai acara resmi dunia, termasuk saat menghadiri Sidang Umum PBB ataupun Piala Dunia, tulis Voice of Kalla saat menjabat sebagai menteri perdagangan tahun 1999, meminta Iwan Tirta, desainer batik terkemuka, untuk merancang batik khusus untuk Nelson Mandela. Kalla juga mengatakan bahwa meski batik sangat disukai oleh Presiden Afrika Selatan itu, masyarakat Afrika Selatan tak ikut masyarakat Afrika memandang bahwa batik adalah pakaian khas Mandela. Menggunakan batik artinya mereka ingin menyaingi pemimpinnya itu. Batik pun dikenal dengan istilah āMandelaās Shirtā.Di Indonesia sendiri, terutama di Jawa, batik digunakan oleh masyarakat, baik dari golongan elite, bangsawan hingga golongan kecil. Di Malioboro, Yogyakarta, misalnya, kita kerap melihat tukang becak yang bekerja berpakaian batik. Tapi sesunguhnya, di masa lalu penggunaan batik tak seegaliter sekarang. Mulanya untuk BangsawanArsianti Latifah melalui tulisannya āBatik dan Tradisi Kekinianā mengatakan bahwa dahulu tradisi membatik dianggap sebagai tradisi yang hanya bisa ada di dalam keraton dan diperuntukkan sebagai pakaian raja, keluarga, serta para pengikutnya, sehingga menjadi simbol feodalisme dalam acara Seminar Nasional Batik juga berpendapat yang sama. Melalui tulisannya āEvolusi Batik Dahulu dan Sekarangā, ia mengatakan bahwa awal kerajinan seni batik hanya terbatas pada keraton saja atau disebut dengan budaya ageng. Di Keraton Yogya misalnya, pemakaian budaya batik termasuk dalam salah satu tata tertib keraton. Motif batik setiap kelas sosial pun dibedakan menurut strata sosial dan kebangsawanannya di dalam keraton. Parang rusak, semen gedhe, kawung, dan udan riris merupakan motif batik yang dipakai oleh para bangsawan dan abdi dalem dalam upacara garebeg, pasowanan, dan menerima tamu begitu, batik keraton tak serta merta murni berasal dari keraton atau asli budaya keraton. Dalam artikel berjudul āHistory of Batikā yang dimuat disebut bahwa pada dasarnya batik ditemukan pertama kali di Asia Timur, Timur Tengah, Asia Tengah, dan India lebih dari tahun yang khususnya Cina menyebarkan kerajinan tersebut ke pulau-pulau di kepulauan Melayu, kemudian ke barat lalu ke Timur Tengah melalui rute yang disebut Jalur Sutra. Batik berkembang di Cina sejak Dinasti Sui 581-618 M yang dikenal dengan batik sutra. Saat itu, merupakan batik sutra dikenakan oleh para bangsawan dan keluarga kerajaan. Batik sutra juga ditemukan di Nara, Jepang, dalam bentuk layar dan dianggap berasal dari periode Nara 710-794. Para ahli berpendapat bahwa batik sutra yang ditemukan di Nara adalah batik buatan seniman Cina. Motif dari batik sutra sendiri adalah motif pepohonan, binatang, pemain flute, adegan berburu, dan artikel āSejarah Batik Indonesiaā yang dimuat pada disebutkan bahwa sejarah pembatikan di Indonesia sudah dimulai pada masa kerajaan Majapahit. Pengembangannya kemudian berlanjut di masa kerajaan Mataram, lalu kerajaan Solo dan Yogyakarta. Namun, dulu kerajinan batik hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan atau priyayi, tidak untukmasyarakat bahwa kerajaan Majapahit yang pertama kali menerapkan batik di Indonesia ada pada sisa-sisa peninggalan batik yang ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo sekrang Tulungagung yang merupakan bekas wilayah kerajaan Majapahit. Batik kalangbret merupakan batik asli dari Mojokerto yang memiliki corak sama dengan batik-batik keluaran keraton Yogyakarta yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Corak yang sama juga ditemukan di desa Majan dan Simo, Tulungagung, yang dulunya juga merupakan daerah kerajaan dengan berkembangnya zaman, batik pun semakin lama mulai dikenalkan pada masyarakat biasa. Dalam makalah āEvolusi Batik Dahulu dan Sekarang,ā Ismadi mengatakan pada sekitar akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19 batik mulai dikenal oleh masyarakat di luar keraton, dan hingga saat ini dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menurut Ismadi terjadi karena pada masa keraton Yogyakarta berkuasa, banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, dan kerajinan membatik yang telah diperoleh di wilayah keraton kemudian dikembangkan di luar atau di tempat mereka masing-masing. Dari situlah awal mula penyebaran batik Indonesia yang kita kenal hingga saat PapuaSelain batik yang kita kenal dari wilayah Jawa, Madura, dan Bali, ada pula batik dari daerah timur Indonesia, yaitu Warta Ekspor edisi Januari 2012 yang diterbitkan oleh Kementrian Perdagangan Republik Indonesia dijelaskan bahwa pesona dan keunikan motif batik Papua membuatnya dilirik oleh konsumen lokal hingga terjadi karena batik Papua menorehkan unsur sejarah dan arkeolog di dalamnya. Salah satunya yaitu āmotif Asmatā, yaitu bentuk patung kayu suku Asmat. Batik Papua mempunyai ciri yang sangat khas yaitu warnanya lebih coklat dengan campuran warna tanah terakota merah kecoklat-coklatan. Selain motif itu ada pula motif lain antara lain, misalnya burung Cendrawasih, motif kamoro simbol patung berdiri, motif Sentani dengan ciri gambar alur batang kayu yang melingkar-lingkar dengan hanya satu atau dua warna,dan motif yang divariasi dengan sentuhan garis-garis emas dan dijuluki ābatik Pradaā.Motif batik Papua telah ada cukup lama bahkan pada masa manusia purba, yaitu sejak hingga tahun Sebelum Masehi, tulis Warta Ekspor. Hal ini ditandai dengan ditemukannya lukisan-lukisan dinding gua yang ada di kabupaten Biak dan yang sarat akan nilai sejarah ini kemudian menjadi sumber inspirasi bagi para seniman di wilayah Papua untuk menghasilkan karya seni bertema etnik, dengan cara mengganti materil dari motif tersebut yakni yang semula dinding gua berpindah ke sebuah kain, yang kemudian kita sebut dengan batik Papua. Baca juga artikel terkait BATIK atau tulisan menarik lainnya Sammy Mantolas - Sosial Budaya Reporter Sammy MantolasPenulis Sammy MantolasEditor Maulida Sri Handayani
Batik merupakan kain yang dilukis dengan menggunakan canting sebagai alatnya dan cairan lilin malam sebagai bahannya. Di mana lukisan tersebut membentuk lukisan-lukisan yang memiliki nilai estetika di atas kain mori. Secara bahasa, istilah batikā berasal dari bahasa Jawa ambaā dan tikā yang berarti menulis titik. Jadi, bisa dikatakan kalau di jaman dulu, batik disebut dengan istilah ambatikā. Jadi, bisa dikatakan kalau batik merupakan seni tulis yang dilukis dengan menggunakan alat canting. Tapi seperti yang kita ketahui bahwa dalam pembuatan batik pun kini juga terdapat berbagai macam metode pembuatannya, tergantung dari jenis dan perkembangan jaman. Secara umum, batik adalah kain bergambar yang proses membuatnya dibuat khusus dengan menulis atau menerapkan malam pada kain tersebut. Pengolahannya pun dilakukan dengan cara khusus yang mana mampu memberikan ciri khas pada batik tersebut. Uniknya, batik telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak Oktober 2009 di Indonesia. Ya, bisa dibilang kalau batik itu, Indonesia punya. Kalau ditanya bagaimana sejarah atau asal usul batik itu terjadi, maka hal ini tidak terlepas dari sejarah mengenai perkembangan kerajaan Majapahit juga penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Namun, diketahui dari catatan sejarah batik, bahwa batik dikembangkan di zaman Kesultanan Mataram dan dilanjutkan ke zaman Kasunanan Surakarta dan Yogyakarta. Jadi tak heran kalau batik kini tersebar luas khususnya di Pulau Jawa sebagai kebudayaan negeri kita, Indonesia. Batik sendiri sudah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang sesuai dengan alur, gaya hidup dan aturan raja di jaman itu. Hingga kesenian batik pun secara umum telah menyebar ke seluruh Indonesia, khususnya di pulau Jawa setelah akhir abad 18 dan awal abad 19. Sebenarnya kalau ditelisik lebih jauh, bahwa teknik batik sendiri sudah ada sejak lebih dari satu dekade lalu. Dan diduga bahwa teknik batik telah digunakan pertama kali oleh kebudayaan Mesir Kuno alias Sumeria. Teknik batik sendiri pun akhirnya meluas ke berbagai Negara di Afrika, Nigera, dan beberapa Negara lainnya, khususnya Nusantara. Batik pun mulai mengalami perkembangan yang begitu pesat. Terakhir, seperti yang dikatakan di atas, bahwa batik telah ditetapkan sebagai warisan Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009. Jadi, tak heran kalau setiap tanggal 2 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Biasanya para opelajar dan pekerja diminta untuk menggunakan batik di hari itu oleh insntansi atau sekolahnya. Jenis-Jenis Batik Di Indonesia sendiri batik mulai mengalami perkembangan mengikuti jaman, sehingga terjadilah ragam alias jenis-jenis batik di Indonesia. Dari tradisi kuno hingga tradisi modern, batik tetap mengalami perkembangan di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa jenis batik yang ada di Indonesia. Batik Jlamprang Jenis batik jlamprang memiliki motif geomteris yang berbentuk arah mata angin dan bintang. Jenis batik ini lebih banyak diproduksi di daerah Pekalongan. Alatnya pun menggunakan canting yang memiliki ujung berbentuk segi empat agar dapat membentuk pola sesuai motifnya. Batik Aceh Batik pun meluas ke seluruh daerah di Indonesia. Jadi, tak heran kalau ada beberapa motif batik yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Salah satunya adalah batik motif Aceh yang mana mengunakan unsur alam dan budaya masyarakat Aceh. Warnanya pun lebih dominan menggunakan warna cerah. Pada saat ini masih banyak macam jenis batik yang tersebar di seluruh Indonesia dan bahkan sudah di ekspor hingga ke manca negara. Oleh karena itu karya khas di Indonesia yaitu batik seharusnya selalu kita jaga dan kita banggakan agar bisa menjadi produk yang tersebar di dunia dan menjadi ciri khas dari Indonesia. Sejarah BatikJenis-Jenis BatikBatik JlamprangBatik Aceh
Pengertian batik adalah motif atau gambar yang di tuangkan pada kain yang di proses secara khusus dengan teknik tertentu sehingga menghasilkan gambar dan motif yang menarik. Hampir setiap provinsi di indonesia mempunyai kain ciri khas mereka. Biasanya kain yang bermotifkan sejarah yang bisa di buat untuk kerajinan hingga pakaiaan. Batik misalnya, kain batik adalah kain yang sangat populer, paling banyak olahan baju. Dari mulai baju sekolah, harian, guru, PNS, hingga pejabat-pejabat tinggi pun pasti punya kain batik. Wah sangat populer sekali ya kain batik di Indonesia. Kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan kesenian batik menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad 18 atau awal abad yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal abad 20 dan batik cap dikenal baru setelah usai Perang Dunia I atau sekitar batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional juga termasuk jenis kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia khususnya Jawa sejak Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif bagi kaum perempuan. Semenjak Industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai āBatik Cap dan Batik Cetakā, yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak āMega Mendungā, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Sementara batik tradisional Yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenal berasal dari batik keluarga motif batik dapat menunjukkan status sampai saat ini, beberapa motif batik tradisonal hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Tanggal 2 Oktober adalah hari batik nasional. Sehingga banyak sekali orang-orang mengunakan batik pada hari bersejarah di sekolah, kampus, dan bekerja. Batik berasal dari jawa dan kemudian menyebar karena banyak sekali yang ingin mengembangkan batik. Walaupun asalnya dari pulau Jawa namun batik juga populer Sumatra, Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua. Keistimewaan batik sendiri adalah dapat di pakai acara-acara formal misalnya menghadiri seminar, sebagai tamu kenegaraan, mengajar. Batik juga sudah di akui UNESCO sebagai salah satu Warisan Kemanusiaan dab Budaya Lisan dan Non bendawi Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity pada tahun 2 Oktober 2009 hingga sekarang. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Seni, Fungsi dan Macam-Macam Seni Sejarah Batik Indonesia Sejarah batik yang tepat tidak dapat dipastikan tetapi artifak batik berusia lebih 2000 tahun pernah manapun asalnya, hasil seni ini telah menjadi warisan peradaban corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khas budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik Tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri. Pemakaian batik dalam busana tradisi mempunyai sejarah yang lama berlangsung dari zaman awal tamadun oleh semua golongan, dari raja ke bangsawan sampai rakyat jelata, batik dijadikan sebagai seni asli yang praktikal dan tradisi penulisan kain cindai misalnya disebut dalam banyak hikayat-hikayat menjadi hadiah perpisahan dan perlambangan cinta dalam hikayat Malim Demam dan dijadikan tanda penganugerahan derajat dalam Hikayat Hang Tua. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Macam Seni di Indonesia Dengan Contohnya Batik Jogja Sejarah batik jogja Asal-usul pembatikan di daerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan pembatikan pertama ialah di desa pada masa itu terbatas dalam lingkungan keluarga Keraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu. Akibat dari peperangan waktu zaman dahulu baik antara keluarga raja-raja maupun antara penjajahan Belanda dahulu, maka banyak keluarga-keluarga raja yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah baru antara lain ke Banyumas, Pekalongan, ke daerah Timur Ponorogo, Tulungagung dan daerah pembatikan ini sampai ke daerah-daerah itu menurut perkembangan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai abad Keraton yang mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan seluruh pelosok pulau Jawa yang ada sekarang dan berkembang menurut alam dan daerah baru itu. Dari kerjaan-kerajaan di Yogyakarta sekitarnya abad 17, 18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun perkembangan selanjutnya, oleh masyarakat batik dikembangkan menjadi komoditi perdagangan . Batik Yogyakarta adalah salah satu dari batik Indonesia yang pada awalnya dibuat terbatas hanya untuk kalangan keluarga keraton saja. Setiap motif yang terujud dalam goresan canting pada kain batik Yogyakarta adalah sarat akan makna, adalah cerita. Hal inilah yang membedakan batik Yogyakarta dengan batik-batik lain, yang menjaga batik Yogyakarta tetap memiliki eksklusifitas dari sebuah mahakarya seni dan budaya Indonesia. Berkembangnya batik sebagai sebuah trend fashion di berbagai kalangan, baik itu tua muda, hingga beragam profesi & latar belakang ekonomi, semakin meluweskan munculnya motif batik modern. Salah satu yang sering mendapat sorotan adalah motif batik dari kota Yogyakarta atau Jogjakarta. Batik Jogja atau Batik Yogya pada dasarnya merupakan batik yang memiliki corak batik dengan dasar putih. Motif batik Yogyakarta Batik Yogyakarta dibagi ke dalam beberapa kelompok motif, seperti motif bouquet, motif ceplok, motif kawung, motif kelir, motif lereng, motif nitik, motif parang, motif seling, motif sido luhur, motif sogan, motif truntum, motif tumpal, motif udan liris, motif wirasat. Untuk bahan kain, proses pembuatannya, dan jenis produknya di kelompokkan menjadi beberapa kelompok utama, diantaranya Batik Cap Batik Cap Sutera Batik Tulis Kombinasi Cap Batik Tulis Sutera Blus Sutera Hem Batik Kemeja Batik Sarimbit Motif batik klasik Motif Perang, Motif Geometri, Motif Banji, Motif Tumbuhan Menjalar, Motif Tumbuhan Air, Motif Bunga, Motif Satwa dalam alam kehidupan dan lain-lain Ragam hias batik Yogyakarta ada yang geometris seperti lereng atau garis miring lerek, garis silang atau ceplok, kawung, anyaman, dan hias yang nongeometris seperti semen, lung-lungan, dan juga ragam hias yang bersifat simbolis misalnya meru melambangkan gunung atau tanah bumi, naga melambangkan air, burung melambangkan angin atau dunia atas, dan motif batik Yogyakarta sangat banyak dan semuanya sangat indah, mulai dari motif bunga, tumbuhan air, tumbuhan menjalar, satwa, dan tertuang dengan indah dalam kain batik. Cara Pembuatan Batik Jogja Motif batik grompol termasuk kelompok motif ceplok. Kata grompol mempunyai makna dompol- grombol memiliki arti kumpulan barang, nama bentuk cincin permata. Suatu pengharapan si pemakai motif di dalam kehidupannya diibaratkan sebuah pohon yang penuh bunga dan sarat akan buah. Motif bunga bertajuk 4, berputik 1 di tengahnya. Motif buah yang dikelilingi oleh 4 pasang cecek 3, berada di tengah motif segi 4 yang berujung 8, dimaksudkan bahwa buah harapan yang disimbolkan oleh buah tersebut mempunyai buah harapan yang dikelilingi dan dilindungi 8 dewa penjaga mata angin. Secara keseluruhan memiliki makna harapan agarTuhan senantiasa melimpahkan rahmat dan anugrah kepada sipemakai motif grompol, agar selalu hidup tenteram, banyak rejeki, banyak anak, hidup rukun dan sejahtera selamanya. Sesuai dengan fungsinya dalam upacara perkawinan, tepatnya digunakan pada waktu upacara siraman oleh calon pengantin, diharapkan agar pengantin berserta keluarganya mempunyaimasa depan yang cerah, senantiasa mendapatkan rahmat, banyak anak, banyak rejeki, rukun, tenteram, sejahtera, dan damai selama-lamanya. Motif batik teruntum termasuk kelompok motif Ceplok. Motif truntum menggambarkan bunga dilihat dari depan terletak pada bidang berbentuk segi empat. Truntum berasal dari teruntum ātuntum bahasa Jawa artinya tumbuh memiliki arti senantiasa tumbuh, bersemi, semarak lagi. Pola batik truntum menggambarkan sebuah rangkaian bunga-bunga kecil berserta sari-sarinya ibaratnya bunga melati gambir yang sedang mekar berkembang berbau harum semerbak dengan semaraknya di taman. Suatu pengharapan bagi si pemakai motif ini, agar di dalam hidup berkeluarga hendaknya selalu terjadi hubungan yang harmonis, penuh kasih saying, baik kehidupan suami isteri, hubungan antara anak dengan orang tua dalam keluarga sendiri, maupun meluas ke keluarga orang ain dan masyarakat luas. Hal ini sesuai dengan fungsi motif truntum yang dikenakan pada saat upacara midodareni dan panggih dipakai oleh kedua orang tua pengantin. Cara Pembuatan Batik Jogja 1. Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat batik-tulis diantaranya adalah wajan kecil yang digunakan sebagai tempat untuk memanaskan malam lilin supaya cair; anglo, untuk memanaskan malam dengan bara api dari arang; tepas kipas, untuk memperoleh angin agar bara api tetap menyala; gawangan, untuk menempatkan mori yang akan dibatik; bandhul, untuk menahan kain agar tidak bergerak-gerak ketika dilukis; uthik, untuk mengais arang; canting dengan berbagai macam ukuran sebagai alat untuk mencurahkan malam cair ke dalam mori yang digambari; kenceng, untuk mendidihkan air ketika nglorot atau mbabar; cawuk, untuk mengerok; dan lalu, untuk memukuli kain mori yang akan dibatik agar lemas dan memudahkan pembatik dalam proses pembuatannya. Bahan dasar untuk membuat batik tulis adalah kain mori. Selain itu, ada pula bahan-bahan yang digunakan sebagai pewarnanya yang dapat berupa zat kimia maupun pewarna alami seperti kulit kayu tingi, soga, tegeran, dan lain sebagainya. 2. Proses Pembuatan Batik Tulis Jogja Tahap-tahap pembuatan batik-tulis di Giriloyo adalah sebagai kain mori dibatik, biasanya adalah dengan digemplong, yaitu kain mori digulung kemudian diletakkan di tempat yang datar dan dipukuli dengan alu yang terbuat dari kain menjadi lemas, maka tahap berikutnya adalah mola, yaitu membuat pola pada mori dengan menggunakan pola terbentuk, tahap selanjutnya adalah nglowong, yakni menggambar di sebalik mori sesuai dengan ini disebut nembusi. Setelah itu, nembok yang prosesnya hampir sama dengan nglowong tetapi menggunakan malam yang lebih kuat. Maksudnya adalah unutk menahan rembesan zat warna biru atau selanjutnya adalah medel atau nyelup untuk memberi warna biru supaya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Proses medel dilakukan beberapa kali agar warna biru menjadi lebih pekat. Selanjutnya, ngerok yaitu menghilangkan lilin klowongan agar jika disoga bekasnya berwarna yang digunakan untuk ngerok adalah cawuk yang terbuat dari potongan kaleng yang ditajamkan dikerok, kemudian dilanjutkan dengan mbironi. Dalam proses ini bagian-bagian yang ingin tetap berwarna biru dan putih ditutup malam dengan menggunakan canting khusus agar ketika disoga tidak kemasukan warna coklat. Setelah itu, dilanjutkan dengan nyoga, yakni memberi warna coklat dengan ramuan kulit kayu soga, tingi, tegeran dan memperoleh warna coklat yang matang atau tua, kain dicelup dalam bak berisi ramuan soga, kemudian ditiriskan. Proses nyoga dilakukan berkali-kali dan kadang memakan waktu sampai beberapa hari. Namun, apabila menggunakan zat pewarna kimia, proses nyoga cukup dilakukan sehari saja. Proses selanjutnya yang merupakan tahap akhir adalah mbabar atau nglorot, yaitu membersihkan malam. Caranya, kain mori tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih yang telah diberi air kanji supaya malam tidak menempel malam luntur, kain mori yang telah dibatik tersebut kemudian dicuci dan diangin-anginkan supaya catatan, dalam pembuatan satu potong batik biasanya tidak hanya ditangani oleh satu orang saja, melainkan beberapa orang yang tugasnya berbeda. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Seni Patung ā Bentuk, Fungsi, Jenis & Teknik Batik Garut Sejarah Batik Garut Batik Garut berasal dari warisan nenek moyang, yang berlangsung secara turun temurun, dan telah berkembang cukup lama sebelum masa kemerdekaan Indonesia. Hingga pada tahun 1945 Batik Garut semakin populer dengan sebutan Batik Tulis Garutan, yang mengalami masa kejayaan antara tahun 1967 ā 1985. Namun karena keterbatasan bahan, dan modal serta lemahnya startergi pemasaran yang diterapkan, maka para penerus generasi dari Batik Garut mengalami penurunan. Karena adanya persaingan yang cukup hebat dari produsen batik lain yang menggunakan teknik lebih modern seperti mesin printing dalam pembuatannya. Namun seni batik tetap tumbuh āsuburā di Indonesia dan dikenal oleh seluruh lapisan dan kalangan, jika anda perhatikan tidak ada perubahan yang mencolok antara produk batik terdahulu dengan yang ada pada saat ini, karena pemilihan bahan, corak dan cara pembuatannya masih menggunakan āresepā yang digunakan oleh pembatik jaman dahulu, karena āresepā yang cukup simple maka batik menjadi seni dan kerajinan yang mudah untuk dipelajari oleh banyak orang. Hanya mungkin sedikit diperlukan ketelitian, kesabaran dan kreatfitas untuk menghasilkan batik yang mempunyai kualitas baik. Batik garutan umumnya digunakan untuk kain sinjang, namun berfungsi juga untuk memenuhi kebutuhan sandang dan lainnya. Bentuk motif batik Garut merupakan cerminan dari kehidupan sosial budaya, falsafah hiup, dan adat istiadat orang Sunda. Motif-motif batik Garut dihadirkan berbentuk geometrik sebagai ciri khas ragam hiasnya, selain itu bermotif flora dan fauna. Bentuk geometrik umumnya mengarah ke garis diagonal dan bentuk kawung atau belah ketupat. Warnanya diominasi oleh warna krem dipadukan dengan warna-warna cerah lainnya yang merupakan karakteristik khas batik garutan. Saat ini pengolahan btik garutan terkonsentrasi di Garut kota. Motif Batik Garut Menurut Djoemena 199051 motif batik Garut bersifat naturalistik dan menggambarkan flora dan fauna dari alam sekitarnya. Selain itu, motif batik Garut pun mendapat pengaruh dari motif batik Solo, Yogyakarta, Cirebon, Pekalongan, dan bahkan pengaruh Cina. Pengaruh-pengaruh tersebut kemudian diolah sesuai dengan gaya dan selera Garut. Pengaruh ragam hias atau motif batik Solo ā Yogya ialah motif kawung, parang, dan liman. Sedangkan pengaruh Cirebon tampak pada motif Arjuna Menekung dan pada motif Kraton Galuh. Pada kedua motif tersebut terdapat motif wadasan yang merupakan ciri khas batik Cirebon. Sedangkan pengaruh Indramayu tampak pada motif Merak Ngibing dan pengaruh Cina tampak pada motif banji dan angkin. Pengaruh batik Pekalongan pada batik Garut bukan pada motif tetapi pada warna seperti tampak pada motif Terang Bulan. Berbeda dengan batik Solo atau Yogyakarta yang sanat dengan makna filosofis, motif batik Garut tidaklah mengandung makna atau perlambang tertentu Djoemena, 1990 57. Penamaan pada motif batik Garut lebih ditekankan pada segi visual, misalnya Lereng Surutu. Dinamai demikian karena coraknya mirip bentuk cerutu. Penamaan pada motif pun seringkali tergantung pada si pemakai atau si pemesan corak tertentu, misalnya saja corak Lereng Camat. Dinamai demikian karena corak tersebut dikenakan oleh isteri seorang camat. Demikian juga halnya dengan motif Lereng Dokter, dinamai demikian karena motif tersebut dibuat untuk pertama kalinya atas pesanan isteri seorang dokter. Sedangkan motif Drintin diilhami oleh keberadaan Kebun Binatang yang terletak di Kota Bandung. Kata Drintin itu sendiri berasal dari bahasa Belanda dieren tuin yang berarti kebun binatang. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian, Ragam Hingga Jenis-Jenis Seni Grafis Macam Motif Batik Indonesia Batik Banyumas Motif Banyumas biasanya menyerupai bentuk tanaman. Misalnya bunga, tangkai, dan daun. Berikut ini adalah contoh batik Banyumas. Batik Banyumas Batik Madura Batik Madura biasanya berbentuk sederhana, namun pola ini rapi dan apik, dan batik madura biasanya berwarna cerah. Berikut adalah contoh batik Madura. Batik Madura Batik Malang Batik Malang terkenal dengan warna yang cerah. Misalnya warna hijau, merah, kemudian di timpa dengan putih. Biasanya batik malang bermotif bunga dan daun. Berikut adalah comtoh batik Malang. Batik Malang Batik Pekalongan Motif ini sangat dipengaruhi dari budaya china dan ukiran-ukiran cirebon. Motif Pekalongan ada 7 macam motif mereka adalah semen, pisan bali, lung-lungan jlamprang, buketan, terang bulan, dan sekar jagad. Motifnya lebih menyerupai binga, daun, binatang. Berikut adalah contoh batik Pekalongan. Batik Pekalongan Batik Solo Warna batik solo biasanya kecoklatan, yang sering di sebut batik slogan. Berikut adalah contoh batik solo. Batik Solo Batik Tasikmalaya Batik Tasikmalaya bermotif burung, dan bunga biasa di sebut nuansa parahyangan. Ciri khasnya warna hitam dan coklat. Berikut adalah contoh batik Tasikmalaya. Batik Tasikmalaya Batik Aceh Memiliki corak yang besar dibandingkan batik umunya. Berikut adalah contoh batik aceh. Batik Aceh Batik Kediri batik Kediri khas dengan bulatan-bulatan kecil. Sehingga sangat elegan sekali jika di kenakan. Berikut contoh batik kediri. Berikut contoh dari batik Kediri Batik Kediri Batik Kudus Batik Kudus hampir mirip dengan batik Yogyakarta, Pekalongan, dan Solo. Menurut cerita, dulu banyak pedagang Cina yang membawa batik dari daerah tersebut ke Kudus. Berikut contoh batik Kudus Batik Kudus Batik Lampung Batik lampung memiliki ciri khas siger, kapal dan gajah. Berikut contoh gambar batik lampung. Batik lampung Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Perkembangan Seni Tari, Zaman Primitif, Zaman Masyarakat Feudal, Zaman Masyarakat Modern, Dan Jenis-Jenis Tari Lengkap Nama Motif Batik dan Maknanya 1. Motif Ceplok Motif ceplok adalah bentuk geomatris misalnya mawar melingkar, bintang. Berikut adalah contoh motif ceplok. 2. Motif Kawung Motif kawung ini adalah motif batik yang tertua, dulunya digunakan oleh kerajaan. Motif ini merupakan ganbaran buah aren kelapa. Ada beberapa sejumlah orang yang mengatakan salib di antara 4 oval berfokus pada sumber energi universal. Berikut contoh motif kawung. 3. Motif Parang Rusak Adalah motif yang ceritanya pertarungan antara manusia melawan kejahatan supaya mereka menjadi mulia, bijaksana, dan akan menang. Berikut adalah contoh batik perang rusak. 4. Motif Parang Barong Dulu di pakai oleh raja dan dianggap suci, arti motifnya adalah supaya sang raja menjadi hati-hati dalam menjaga dirinya sendiri. Berikut adalah motif perang barong 5. Motif Lereng Ciri khasnya garis diagonal di antara motif parang. Biasanya hanya deretan garis diagonal. Dipakai oleh keluarga istana. Berikut contoh motif lereng. 6. Motif Nitik Terkenal dengan motif batik tertua karena dulunya terinspirasi oleh kain tenun patola yang dibawa oleh para pedagang Gujarat dari India. Dulunya biasanya dipakai oleh orang tua dari pasangan pernikahan orang Truntum. 7. Motif Semen Motif ini mengikuti alam misalnya, pohon, bunga, daun, gunung. Berikut contoh motif semen. 8. Motif Kraton Batik ini banyak macam yang berkembang di Indonesia. Yang mengandung arti hidup, batik Kraton dikerjakan oleh putri keraton. Berikut contohnya motif kraton. 9. Batik Sudagaran Motif yang dilarang oleh keraton yang dilukis oleh seniman-seniman sehingga dapet dikenakan olah masyarakat. Motif ini misalnya penggunaan benda alam dan binatang, serta pemakaian kombinasi warna dominan warna soga dan biru tua. Berikut motif Sudagaran. 10. Motif Cuwiri Motif ini biasanya memiliki warna yang soga alam. Dan dipakai untuk upacara adat mitoni yang berarti kecil. Berikut contoh batik cuwiri